Semarang 18/06 | Prof Dr Misbah Zulfa Elizabeth mengungkap sebuah gerakan sosial ekonomi yang cukup unik di RW 03 Kelurahan Ngaliyan Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang.
Guru Besar FISIP UIN Walisongo Semarang itu menyebut gerakan yang dilihatnya sebagai 'inklusi gerakan sosial dalam gerakan ekonomi: geliat GSR (Gerakan Seribu Rupiah RW 03 Kelurahan Ngaliyan dalam kegiatan PMP (Pasar Minggu Pagi) Ngaliyan.
Prof Eliz, sapaanya, menjelaskan bahwa semenjak dilaksanakannya kegiatan Pasar Minggu Pagi di Lapangan Ngaliyan, Gerakan Seribu Rupiah langsung menyatakan keterlibatannya dalam gerakan dukungan terhadap usaha ekonomi yang dilakukan oleh Rangkul (Rakyat Semarang Kuliner).
Rangkul sendiri adalah komunitas pelaku kuliner yang cukup besar di wilayah Kecamatan Ngaliyan.
Dalam catatannya, Prof Eliz mengatakan, keterlibatan Gerakan Seribu Rupiah yang menjual aneka barang pantas pakai di arena pesar minggu pagi tersebut tentu memberikan warna tersendiri bagi gerakan sosial di wilayah Ngaliyan.
"Kegiatan sosial yang membaur dengan kegiatan ekonomi seperti ini semestinya dapat dilakukan di mana saja dalam rangka pengembangan masyarakat secara sustainable," ujar Prof Eliz pada Selasa (18/6/2024).
Sebagaimana dinyatakan oleh salah seorang pengurus Rangkul, yaitu Subastian Subrata, dia mengatakan bahwa urgensi penyatuan kegiatan social dan ekonomi ini memang untuk mendukung semua aspek pengembangan masyarakat.
"Tidak mungkin aspek social dipisahkan dengan aspek ekonomi. Oleh karena itu Rangkul mendukung keterlibatan GSR dalam kegiatan Pasar minggu Pagi Kelurahan Ngaliyan,” ucap pria yang akrab disapa Pak Bas tersebut.
Prof Eliz menjelaskan bahwa ide inklusi kegiatan social ke dalam kegiatan ekonomi seperti ini merupakan ide progresif dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
"Sudah waktunya memikirkan berbagai kegiatan dalam masyarakat dalam sebuah arena yang menyatu agar semua aspek dapat berjalan bersama," tandasnya.
Gerakan Seribu Rupiah (GSR) merupakan gerakan sosial dan lingkungan yang berpusat di RW 03 Kelurahan Ngaliyan.
Ibu-ibu dari Gerakan Seribu Rupiah (GSR) RW 3 Ngaliyan menjaga lapak di arena Pasar Minggu Pagi Ngaliyan |
Gerakan ini memiliki banyak kegiatan, dari pemberian bea siswa bagi anak yatim dan dhuafa, pemberian bantuan natura (sembako) bagi warga yang membutuhkan, pinjaman usaha, pinjaman kuliah, serta sedekah sampah dan barang-barang yang sudah digunakan secara fungsional oleh warga.
Barang-barang yang tidak fungsional bagi para warga kemudian oleh GSR menjadi bahan untuk “fund raising” (pencari dana) bagi usaha amalnya.
Penjualan barang-barang tersebut dilakukan baik di Villa GSR, di Warung GSR yang berada di Lapak PKL SMP 16 maupun di arena PMP (Pasar Minggu Pagi) Ngaliyan.
Sumber: Akurat.co