Inovasi Ecoprint Tulang Daun pada Totebag, Kreasi Unik dari RW 03 Ngaliyan

RW 03 Kelurahan Ngaliyan, Kota Semarang, kembali menghadirkan inovasi kreatif melalui karya ecoprint. Kali ini, Pondok Ecoprint di Jl. Karonsih Utara Raya No. 238, RT 02 RW 03, memperkenalkan teknik pewarnaan kain yang memanfaatkan motif tulang daun. Totebag cantik dengan motif unik ini menjadi salah satu hasil kreasi terbaru yang berhasil menarik perhatian banyak pihak.  

Contoh totebag ecoprint:


Ecoprint merupakan metode pewarnaan kain dengan menggunakan elemen alami seperti kayu, ranting, dan daun untuk menciptakan motif khas. Di Pondok Ecoprint RW 03, proses ini ditingkatkan dengan pemanfaatan tulang daun, yaitu rangka keras dari daun setelah bagian lunaknya dihilangkan. Daun seperti daun nangka, daun karet, dan daun jambu dipilih karena memiliki struktur tulang yang kokoh. Proses pembentukan tulang daun dimulai dengan perendaman atau perebusan untuk meluruhkan bagian daun yang lunak, menyisakan rangka yang siap digunakan sebagai motif.  

Tulang daun untuk motif ecoprint:


Pewarnaan tulang daun:


Kreasi totebag ecoprint dari Pondok Ecoprint memadukan tulang daun karet sebagai motif utama, yang dikombinasikan dengan daun segar seperti teh-tehan, kayu lanang, dan jarak wulung. Pewarnaan alami diperoleh dari kayu secang dan rebusan daun ketapang, menghasilkan gradasi warna yang lembut dan alami. Kain yang digunakan adalah kain blaco, yang dikenal sebagai bahan dasar ideal untuk ecoprint karena mampu menyerap warna dengan baik. 

Motif ecoprint dibuat per pola:



Proses pewarnaan totebag ecoprint ini memiliki tahapan yang sedikit berbeda dibandingkan dengan pembuatan kain ecoprint lainnya. Untuk totebag, penataan motif dilakukan secara spesifik per pola. Langkah pertama adalah memotong kain blaco sesuai ukuran dan pola totebag yang diinginkan, seperti untuk bagian depan, belakang, serta tali atau saku tambahan. Setelah potongan kain siap, lembar kain yang diinginkan diproses menggunakan teknik ecoprint. Motif tulang daun dan pewarna alami kemudian diaplikasikan dengan teliti pada potongan kain untuk memastikan pola dan warna yang dihasilkan sesuai dengan desain yang diinginkan. Proses ini memberikan hasil akhir yang lebih presisi, sehingga totebag terlihat lebih rapi, estetis, dan eksklusif.  

"Kami ingin menghadirkan produk yang tidak hanya cantik, tetapi juga ramah lingkungan dan memiliki nilai seni tinggi. Motif tulang daun adalah bentuk inovasi yang unik dan mampu memberikan kesan elegan pada totebag ini," ujar Dra. Widowati, M.Pd., pakar Tata Busana dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) dalam wawancara pada Kamis, 19 Desember 2024.  

Totebag hasil ecoprint ini tidak hanya menjadi karya seni, tetapi juga cerminan inovasi warga RW 03 Ngaliyan dalam mendukung konsep ramah lingkungan sekaligus memberdayakan kreativitas masyarakat. Dengan inovasi seperti ini, RW 03 terus membuktikan perannya sebagai kampung kreatif yang mampu menciptakan produk lokal berdaya saing.  

Hasil akhir, totebag ecoprint yang cantik dan eksklusif:






Produk ecoprint seperti totebag ini diharapkan dapat menarik minat pasar lebih luas, sekaligus menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk memanfaatkan kekayaan alam sebagai sumber daya seni. 
"Ecoprint tulang daun saat ini sudah menjadi ikon baru dan merupakan produk eksklusif dari Pondok Ecoprint," tutup Dra. Widowati.


Info kegiatan selanjutnya: 

Waktu: Kamis, 26 Desember 2024, jam 09:00-selesai.
Tempat: Pondok Ecoprint, Jl. Karonsih Utara Raya No. 238, RT 02 RW 03, Ngaliyan.
Peserta:
- Santri PA Kafalatul Yatama, dengan kegiatan pembuatan seragam ecoprint.
- Ibu-ibu, dengan kegiatan menghias botol.


Video:




Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama